Falconry
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Daftar isi
Sejarah
Falconry adalah salah satu olahraga tertua di dunia yang telah dipraktikkan pertama kali di Timur Tengah sejak abad ke-8 SM.[1] Selanjutnya, tradisi ini berkembang di Eropa khususnya dalam kelompok bangsawan pada abad pertengahan.[1] Pada saat itu, setiap kelas sosial diberikan jenis burung pemangsa tertentu guna dilepaskan sebagai simbol kedudukan.[2] Raja menerbangkan gyrfalcon dan budak menerbangkan goshawk.[2] Di Asia, falconry berkembang di Timur Tengah, Asia Tengah, Mongolia, Korea, Cina dan Jepang.[7] Falconry di Korea dimulai sejak zaman Tiga Kerajaan (57 SM-668) dan selanjutnya diperkenalkan ke Cina dan Jepang.[8][9] Di Jepang, aktivitas ini dinamakan Takagari.[9] Mulai abad ke-17 olahraga falconry menurun kepopulerannya setelah senapan ditemukan dan lahan-lahan banyak dibuka untuk kegiatan pertanian.[1][2] Pada saat ini, kegiatan falconry hanya sedikit dipraktikkan manusia, terbatas pada kelompok-kelompok dan asosiasi hawking saja.[1] Di Korea Selatan, bahkan hanya dua orang ahli falconry tradisional (maesanyang) saja yang tersisa.Burung yang digunakan
Goshawk dari Amerika Utara dan Eurasia, sparrowhawk dari Eurasia, sharp-shinned hawk, shikra dari Asia, rajawali cooper dari Amerika Utara dan rajawali bersayap pendek adalah jenis-jenis yang paling sering digunakan.[4] Burung-burung ini memiliki kemampuan adaptasi untuk hidup di hutan dan metode berburunya dimulai dengan pengintaian di balik pohon dan kemudian meluncur untuk menerkam mangsanya.[4] Rajawali berukuran terbesar, goshawk, mampu menangkap mangsa-mangsa berukuran besar seperti angsa, kuau, bustard, kelinci dan terwelu. Rajawali Cooper paling baik dalam menangkap burung puyuh dan kelinci buntut katun, namun betina yang lebih besar kadang-kadang dapat pula menangkap kuau.[4]
Alap-alap dapat menangkap mangsa dengan cara merenggut dengan cakarnya dan membunuh dengan cara mencengkeram kuat-kuat dan serampangan lalu mencabik-cabik pada bagian vital mangsanya.[4] Sebagian besar aksi dilakukan di tanah dan pada jenis tertentu seperti rabbit hawk akan mengejar mangsanya sampai ke lobang.[4]
Falcon yang paling banyak dilatih antara lain peregrine, shaheen, gyrfalcon, saker, lanner, prairie falcon, merlin, falcon leher merah, dan berbagai jenis kestrel.[4] Kestrel lebih sering digunakan dalam latihan untuk falconer pemula dibanding dalam aktivitas berburu.[4] Falcon termasuk pemburu hebat di lapang terbuka dimana ia akan memburu dari ketinggian dengan cara meluncur dan melipat sebagian sayapnya.[4] Setelah itu menerjang dari belakang dengan kaki dan langsung membunuh dengan paruhnya.[4]
Falcon sayap lebar dengan ukuran terbesar, gyrfalcon artika sampai kini adalah yang paling dihargai sejak abad pertengahan Eropa.[4] Orang-orang Arab yang kaya dikenal rela membayar $ 5000 sampai $ 10.000 guna mendapatkan falcon putih ini.[4] Gyrfalcon dapat menangkap mangsa-mangsa berukuran besar dan pada masa lalu khusus dilatih untuk menangkap burung bangau dan hewan lain.[4] Jenis peregrine juga disukai dan merupakan jenis paling banyak dalam falconry.[4] Namun kehidupannya di alam liar terancam akibat pemakaian pestisida di berbagai negara.[4]
Perlengkapan
Perlengkapan khusus yang diperlukan dalam falconry antara lain[2]:
- hood atau rufter, kerudung dari kulit untuk menutup mata burung agar membuat perilakunya tenang.
- lonceng kecil atau transmiter radio yang dipasang di kaki burung agar dapat dilacak jika ia hilang atau tersesat.
- leg straps atau jesses ("pengikat kaki"), digunakan untuk mengendalikan pergerakan burung saat bertengger di tangan.
- sarung tangan tebal, dipakai untuk melindungi tangan falconer dari cakar tajam.
Saat ini
Awalnya aktivitas ini dilakukan untuk mencari makanan, namun saat ini telah banyak dilakukan sebagai ajang persahabatan dan kebersamaan.[3] Falconry umumnya dipraktikkan di jalur terbang migrasi burung (flyway) atau pada sebuah lapangan oleh orang dari segala umur, jenis kelamin dan pekerjaan.[3] Tradisi ini mengembangkan hubungan yang kuat dan jalinan spiritual antara falconer dengan burung mereka yang mana membutuhkan komitmen kuat untuk mengembangbiakkan, melatih, memegang, dan menerbangkannya.[3] Di banyak negara, falconry diwariskan dari generasi ke generasi sebagai tradisi budaya, yang memberikan latihan atau ajaran di dalam keluarga atau sebuah kelompok.[3] Di Mongolia, Maroko, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab contohnya, para falconer mengajak anak-anak mereka ke padang pasir dan mengajarkan mereka menangani burung dan membangun hubungan kepercayaan dengannya.[3] Para pemilik burung berasal dari latar belakang yang berbeda namun menjalin nilai-nilai kebersamaan, tradisi dan praktik yang sama dalam metode melatih dan merawat burung, menggunakan peralatan yang dibutuhkan, hal ini cukup sama di seluruh dunia.[3] Tradisi ini membentuk dasar dari warisan kebudayaan dunia yang lebih luas, termasuk juga atribut-atribut budaya seperti pakaian tradisional, makanan, musik, lagu, puisi dan tarian yang didukung oleh komunitas dan kelompok yang mempraktikkannya.Itu saja yang dapat saya sampaikan terimakasih atas kunjungan sobat blogger . Terimakasih SALAM PELUIT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar